Judul : Bhumi dan Bulan
Penulis : Eriska Helmi (@eriskahelmi)
Penerbit : @penerbitgrassmedia
Tahun terbit : Mei, 2018
Jumlah halaman : 375 Hal.
ISBN13 ISBN978602512
[BLURB]
"Mau satu persen, seratus persen, nggak ada yang mau saya pertanggungjawabkan. Saya akan menikah sama Mas Arman. Bapak lancang masuk dalam hubungan kami."
"Kamu boleh saja menikah dengan Arman. Tapi saya pastikan sebelum itu, kamu akan jatuh cinta dengan Bhumi."
Keberanian itu terpancar begitu nyata dalam manik hitam milik Bhumi. Menyiratkan tekad yang tidak akan mudah goyah sekalipun Wulan menolak berulang kali. Dan keyakinan itu menyiutkan hatinya. Dia takut dengan apa yang akan terjadi ke depan. Dia takut dengan Bhumi Prakarsa Harjanto. Pria terkenal yang mati-matian dia benci lantaran sifatnya yang tidak pernah menghargai kaum wanita selain urusan kepuasan.
"Sepertinya satu persen saya sudah naik menjadi dua persen sekarang."
Kerlipan nakal Bhumi berikan sebagai bentuk euforia atas fakta baru yang dia dapatkan.
"Persiapkan untuk tiga persen hingga delapan puluh persen, Bulan."
Dan kalimat itu semakin membuat Aisyah Kana Wulandari ketakutan.
[REVIEW]
Pertama baca ceritanya ini langsung disuguhi komedi yang seger banget, apalagi perusuhnya omPel ini bikin aku semangat baca. Manajer PakBhum yang kemayu ini, menyedot perhatian banget dengan gaya kemayu dia. Apalagi kalau ngomong dengan bahasa 'banci', duh... Nggak kuat pengen ketawa, sambil mikir juga artinya apaan. Ditambah kalau udah jailin Bulan sama Pak Bhum, pas banget deh. Bulan yang awalnya risi dengan om Pel ini, ternyata lama-lama sih biasa aja. Malahan bisa dibilang hiburan dikala sebel sama pak Bhum. Bulan aka Wulan ini selalu aja hobi debat sama Pak Bhum, dan entah kenapa Pak Bhum selalu nggak bisa mendebat balik Bulan. Seolah kalau sama Bulan, bibir dia kekunci aja gitu. Tapi kadang kalau sekalinya nyeletuk, pedess banget deh kata-katanya. Dan ternyata ada sesuatu dibalik sikap Pak Bhum yang begitu. Pak Bhum yang sikapnya sudah menakutkan sejak awal, membuat Bebih Bulan waspada. Ya Wulan mempunyai prinsip, mau punya calon imam yang bisa membimbing dia ke surga-Nya. Duhh adem kalau liat Wulan ceramahin pak Bhum, apalagi liat pak Bhum yang suka mati kutu. Bikin ketawa hihi.
Debut pertama mak Eriska ini bisa dibilang berhasil, gaya ceritanya menarik. Meskipun temanya mainstream, tentang bos dan bawahan tapi komedinya sangat menghibur. Settingnya tempatnya oke.
Karakter tokohnya kuat, mereka cukup konsisten dari awal sampe akhir. Meskipun emang selalu ada yang beda sama hati karena dibolak-balik sama sang pemilik-Nya. Paling seru di sini, masih dipegang sama Om Pel, dia mempunyai intuisi yang tajam. Wulan dan Pak Bhum porsinya sama apalagi kalau udah mode debat, udah deh kicep pak Bhum.
Gaya bahasa yang ringan dan mengalir, ada selipan dialog selalu pake inggris. Yang ganggu cuman kalau pas Pak Bhum campur ngomong inggris-indonesia (suka inget sama artis bule itu hihii). Memakai sudut pandang orang ketiga, penulis menceritakan pikiran tokohnya dengan baik.
Interaksi antar tokohnya seru dan asyik, chemistry dan feelnya juga dapet.
Konfliknya rumit tapi nggak terlalu juga sih karena kalah seru sama keseruan mereka yang mengalihkan dunia. Konfliknya lebih ke pergolakan batin si tokohnya. Di mana selalu ada ujian buat yang akan menikah. Dan juga nggak perlu mencari, karena hati selalu bisa memilih. Eksekusi konfliknya pas, cuman masih berasa kurang kayak nanggung gitu. Endingnya puas meskipun deg-degan hahaha.
Overall, aku suka ceritanya, apalagi romance comedynya selalu bikin ngakak. Rekomen buat yang cari romcom.
Rate : 🌟🌟🌟🌠
Tidak ada komentar:
Posting Komentar